Identitas kitab
Judul: Risalah Ahlissunnah wal Jamaah fi Hadits al-Mawta wa Asyrat al-Saa’ah wa Bayani Mafhumi al-Sunnah wal Bid’ah.
Penulis: Hadratussyekh Hasyim Asy’ari1 (1871-1947 H)
Synopsis
“Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 millah (agama), sementara umatku berpecah menjadi 73 millah (agama). Semuanya di dalam neraka, kecuali satu millah." Shahabat bertanya, "Millah apa itu?" Beliau menjawab, "Yang aku berada di atasnya dan juga para shahabatku." (HR At-Tirimizi,)2
Kitab ini merupakan jawaban atas tumbuh suburnya pemahaman yang menyimpang dari ajaran islam, serta merupakan bantahan terhadap tuduhan bidah terhadap amaliah amaliah yang dilakukan oleh mayoritas umat islam Nusantara kala itu -sekarang nahdlatul ulama-, dan pondasi dasar atas akidah ahlussunnah wal jamaah.
Kitab ini terdiri dari 10 pasal antara lain:
Pasal pertama
Setiap bid’ah itu sesat.3
Lantas timbul pikiran di benak kita mengapa para sahabat nabi melakukan sesuatu yang tidak pernah ada di jaman nabi
ﷺ yaitu membukukan al Qur’an? Hal ini membuktikan bahwa bidah tidak selamanya sesat, adakalanya bidah itu haram, mubah, sunnah, atau bahkan wajib.
Pasal ini menjelaskan tentang sunnah dan bidah, serta bagaimana sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh nabi ﷺ bisa di klasifikasikan sebagai bid’ah hasahan atau bid’ah sayyiah
Pasal kedua
Meluasnya ajaran Muhammad bin abdul wahab an najdy4 di tahun 1330 H, membuat umat islam terpecah belah, mereka mulai mengharamkan apa yang di anggap sunnah oleh kesepakatan umat islam seperti ziarah ke makam nabi Muhammad ﷺ, dll.
Pasal ini Terdiri dari 3 tema utama yaitu:
1) Penjelasan mengenai bepegang teguhnya ahlu al jawi (Nusantara) terhadap mazhab ahlussunnah wal jamaah
2) Permulaan dan tesebarnya bid’ah di tanah jawa (Nusantara)
3) Penjelasan tentang ahlu al Bid’ah di jaman ini
Pasal ketiga
sesungguhnya Allah ﷻ tidak akan menghimpun umat ini dalam kesesatan5,
salah satu keistimewaan umat nabi muhammad ﷺ adalah Allah tidak akan menyesatkan mereka selama mereka
Pasal ini Terdiri dari 3 tema utama yaitu:
1) penjelaskan khittah ajaran para salaf assoleh
2) penjelasan tentang assawaadul adzam di jaman ini
3) pentingnya berpegang teguh pada salah satu dari 4 mazhab
Pasal keempat
“maka bertanyalah kepada ahlu az Zikr jika kamu tidak mengetaui”6
bertaqlid kepada imam majtahid merupakan konsesus bagi kaum muslimim sekalipun ia telah menguasai beberapa cabang keilmuan yang dipersyaratkan di dalam melakukan ijtihad, sebagaimana yang dicontohkan oleh para ulama mutabaroh, seperti imam al ghozali yang bermazhab as syafii, imam juanid yang bermazhab kepada imam tsauri, imam abu hasan as syadzili yang bermazhab kepada imam al maliki.
Pasal ini berisi tentang Penjelasan tentang wajibnya bertaqlid bagi orang yang tidak memiliki kemampuan berijtihad.
Pasal kelima
“Sesungguhnya ilmu ini Adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian”7
Pasal ini berisi 2 tema pokok, yaitu:
1)
Bersikap hati hati dalam belajar ilmu agama
2) Bersikap hati hati terhadap fitnah yang dimunculkan oleh para ahli bidah orang orang munafiq dan para imam yang menyesatkan
Pasal keenam
Diwafatkannya ulama merupakan musibah yang besar, karena menjadi sebab dicabutnya ilmu dari bumi, sehingga ketika ulama tidak lagi yang tersisa, orang bodohlah yang akan berfatwa sesuai dengan hawa nafsu mereka.
Pasal ini berisi 2 tema pokok, yaitu:
1) Hadits dan atsar sahabat tentang hilangnya ilmu dan tumbuhnya kebodohan
2) Peringatan nabi Muhammad ﷺ dan pemberitahuan bahwa zaman akhir Adalah era terburuk, Dimana umat beliau akan mengikuti model model pembaharuan, bidah, dan hawa nafsu, dan keberadaan agama hanya akan diikuti oleh segelintir orang
Pasal ketujuh
“Barang siapa yang mengajak pada kebenaran, maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya. Barang siapa yang mengajak ada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa dan dosa orang orang yang mengikutinya.”8
Pasal ini berisi tentang Penjelasan mengenai dosa orang yang mengajak pada kesesatan atau orang yang memberi contoh buruk
Pasal delapan
“Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 millah (agama), sementara umatku berpecah menjadi 73 millah (agama). Semuanya di dalam neraka, kecuali satu millah." Shahabat bertanya, "Millah apa itu?" Beliau menjawab, "Yang aku berada di atasnya dan juga para shahabatku." (HR At-Tirimizi,)9
Sepeninggal Rasulullah ﷺ islam mengalami pertumbuhan demografi yang signifikan hingga mencapai puncaknya pada zaman ke khilafahan abbasiyah (750- 1258 M), islam tersebar dari Andalusia- di bawah emirat Umayyah- hingga asia Tengah, kaum Muslimin kini bukan hanya terdiri dari kalangan Arab saja, hal ini menimbulkan tantangan linguistic dikalangan bangsa ajam dalam memahami teks al Quran dan hadist nabi ﷺ yang berbahasa arab, mengakibatkan miskonsepsi dalam menafsirkan kedua sumber naqli tersebut, oleh karena itu di zaman itu pula tumbuh subur pemahaman pemaham yang menyimpang dari ajaran islam, seperti, al-Qodariyah (689 M), al- Jabariyah (abad 8 m), al Mutazilah (abad 8 m),
Pasal ini Berisi 3 tema utama, yaitu:
1) Perpecahan umat nabi Muhammad ﷺ menjadi 73 golongan
2) Penjelasan tentang asal pokok golongan yang sesat
1) Penjelasan tentang golongan yang selamat yakni ahlussunnah wal jamaah
Pasal Sembilan
“Sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya10
pasal ini berisi tentang tanda tanda kiamat sugro dan kubro, serta fitnah fitnah yang disebarkan oleh al Masih Dajjal dan menerangkan golongan yang akan menjadi pengikutnya serta selamatnya umat islam dari hari kiamat
Pasal sepuluh
pasal ini Berisi 2 tema pokok, yaitu:
1) Tentang cerita orang yang telah meninggal dunia Dimana mereka tetap mampu diajak dialog, mereka tahu siapa yang memandikannya, siapa pula yang memikul dan mengkafaninya, juga siapa yang memasukkannya keliang kubur
2) Cerita tentang bagaimana orang yang telah wafat itu Kembali menjalani kehidupan barunya setelah kembainya ruh pada jasad, Rahmat yang diperoleh oleh mayyit jika mukmin dan azab yang ditimpakan kepada mayyit jika kafir
Memiliki kredibilitas tinggi
Muallif kitab Hadratussyaikh Hasyim asy’ari menguatkan pendapat beliau dengan dalil dari sumber yang relevan seperti dari hadis nabi ﷺ, atsar
sahabat, dan perkataan ulama yang mutabaroh,
Relevan dengan jaman
Kitab ini ditulis Ketika berbagai aliran keislaman masuk ke Nusantara sehingga menimbulkan kegaduhan dikalangan islam, kitab ini hadir sebagai “penerang” apa yang dilakukan oleh kaum muslimin Nusantara sekaligus menjelaskan pokok akidah ahlussunnah wal jamaah.
Mencakup berbagai aspek
Seperti yang telah disebutkan pada kelebihan sebelumnya, kitab ini bukan saja sebagai sebagai penerang atas akidah ahlissunnah wal jamaah serta amaliyah yang dilakukan Masyarakat Nusantara, tetapi juga sebagai “benteng” atas masuknya aliiran keislaman ke Nusantara, muallif juga memberi beberapa nasihat kepada umat islam, serta pengenalan terhadap akidah akidah sesat yang berkembang di dunia islam.
Salah satu cara dalam memahami pelbagai macan aliran yang berkembang di tubuh umat islam adalah dengan membaca karya literatur yang telah tulis oleh ulama klasik maupun kontemporer, dan karya ini merupakan representasi atas kondisi yang menimpa umat islam dunia khususnya di nusantaran disebabkan menjamurnya aliran sesat dan menyesatkan.
Semoga dengan membaca karya ini, umat islam bisa Kembali ke khittah ajaran para salfussaleh yaitu ahlussunnah wal jamaah. Waallahu a’lam
penulis : Tim Lakpesdam
